Wednesday, 26 October 2016

PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA PENJAJAHAN

PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA PENJAJAHAN

                Hampir genap empat abad Indonesia mengalai penjajahan oleh Negara asing. Peristiwa ini terjadi antara abad awal abad XVI M ingga pertengahan abad XX M. atunya malaka ketangan portugis pada tahun 1511 M merupaka awal penjajahan politik terhadap nusantara. Peritiwa ini seiring dengan melemahnya pengaruh kerajaan Islam samudera Pasaiyang ditandai bergesernya perdaganga di selat Malaka ke pelabuhan Aceh, disamping kehancuran kerajaan amudera pasai akibat serangan majapahit pada masa sebelumnya(1349 M). Portugis menguasai malaka selama beberapa tahun meskipun akirnya harus menyingkir akibat perlawanan kerajan kerajan di nusantara. Meskpun penyerangan pada tahun 1513 Myang di pimpin Pati Unusdari kerajan islam dmak gagal, akan tetapi peperangan selautnya pada tahun 1527 M di Banten yang dipimpin Fatahillah(faletahan) atas perintah sultan trenggono berhasil menylamatkan banten dari cengkraman portuis.
                Tahun 1596 MBelanda dibawah pimpinan cornelis De HOutman menginjak kakinya di pelabuhan Banten, kedatangan ini merupakan kedatagan kali prtama belanda diIndonesia yang kemudian disusul ekspesi-ekspedisi selanjutnya cara bergelombang dan betahap.
                Belanda juga ikut mendesak kekuatan Portugis yang ian melemah, sehingga pada tahun 1750 M Belanda berhasil megkonsolidasikan kekuasan aas Indonesia. Kenyatan ini dierima oleh kelompok ulama sebagai sesuatu yang harus dihadapi. Perlawanan Terhadap belanda merupakan kata kunci perjugan ulama di Indonesia pada masa itu.
                Selama tiga setenga abad menjajah Indoesia, Belanda menjalankan politi denang cara memecah belah antar suku, antardaerah, antargolongan, antar agama, hkan antar sesame kaum muslim. Akibatnya ersatuan bangsa menjadi tercerai berai kekuatan islam menjadi lumpuh. Secara keagamaan ulama ulama dengan tegas menoladan mengajak rakyat Indonesia untuk idak berperilakudan berpenamplan seperti belanda yang dianggap kafir. Menyerupai seagian dari cara hidup mereka dikategorikan sebagai bagian dari gologan mereka.
                Dalam perjalanan sejarah Indonesia,peran ulama dalam perjuangan kemerdekaan melawan penjajah memang besar. Di bawah pimpinan para ulama, rakyat terhadap penjajah indonsia berhasil melakukan perlawanan patriotic.
                Kemnculan tokoh-tokoh pahlawan islam sekaligus ulama seperti sultan hasanudin di Sulawesi, pageran hidayat, dan pangeran antasari di Kalimantan, Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro,Cu Nyak Dien,Tuanku Imam Bonjol di Sumatra, Sultan agung Anyokrokusumo dan Pangeran di Ponogoro dijawa selalu memegang peranan penting dalam perjuangan kemerdekaaan melawan penjajajah.
                Namun pada kenyaanya, sifat dan cok perlawanan- perlawnan yang dilakukan pada masa itu asih bersifat kedaerahan. Maka engan kondisi seperti itu sulit untk mendapatkan pemimpin yang sentral dan kokoh. Akibatnya imperialism/penjajahan mampu bertahan lama di Indonesia. Kekuatan isam yang masih terpencar diberbagai daerah menyebabkan tidak mampu menggalang perlawanan serentak terhadap penjjahan Belanda.
                Sala satu cara yang diterapkan ulama adalah dengan mendirikan pondok pesantren, madrasah, langgar atau mushollantujuan adalh  membaun basis pertahanan dan kekuatan di kalangan kaum muslim dari serangan kaum penjajajah dan menyelamatkan sisa-sisa kekuatan umat untuk menyusun kekuatan perlawanan. Perjuangan melalui jalur pndidikan oleh ulama dalam jangka panjang sangat menguntungkan. Sebab selain memupuk jiwa keislaman, juga mampu membangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia daa melakukan perlawanan terhadap penjajah elanda.
                Disamping melaluperuangan politik dan pendidikan, para ulama juga memperjuangkan kemerdekan Indonesia melalui revousi fisik. Revolusi fisik yang dilakukan adalah dengan pembentukan pertahanan di pondok-pondok pesantren, madrasah, dan organisasi. Rjuangan dengan cara ini akhirnya menghasilkan kader- kader isla yang siap untuk melakukan perjuangan bagi tanah air.
                Sistem perjuangan melawan penjajah datas tidak hanya diterapkan melawan Belanda saja, akan tetapi juga penjaj jepang yang secara kejam menjajah bangsa Indonesia Hal ini di buktikan terkait kedatangan tentara nipon dari jepang pada maret 1942nyang semula di sambut hangat oleh bangsa Indonesia, namu ketika tentara jepang menunjuan kekejamanya dan kebrutaanya. Sambutan hangat ini berbah menjadi kebencian. Sikap jepang ini tampak dari dekrit yang dikeluarkan oleh panglima tetara jepang pertama di Jawa, letnal jenral Imamura, yang melarang aktivitas politik bangsa Indonesia dengan sanksi hukuman bagi yang melawanya. KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Mahfud Siddiq adalah diantara ulama yang melawan dan dipenjara oleh tentara jepang.
                Namun demikian, sikap ulama terhadap jepa lebih mengedepankan sikap lunak dan diplomatis di banding terhadapbelanda. Sikap ini diambil untuk mempermudah memperoleh kemenangan akhir bangsa Indonesia tanpa harus menambah banyak korban lagi. Sikap diplomatis ini bkan berarti menyerah, akan tetap merupakan siasat politik engalahkan lawan.

                Rangkaian perjuangan panjang dan melelahkan yang dilakukan bangsa Indonesia di bawah pimpinan ulama di atas, terbukti bangsa Indonesia mampu mengusir penjajah portugis,Belanda, dan jepang hingga erujung pada kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. 

No comments:
Write comments

Recommended Posts × +