Pengertian Harga Perolehan Persediaan (Cost)
Yaitu meliputi semua pengeluaran
yang diperlukan utk mendapatkan barang & menempatkannya dalam kondisi siap
jual.
HARGA POKOK PERSEDIAAN
Dasar utama yang digunakan dalam
akuntansi persediaan adalah harga pokok (cost) yang dirumuskan sebagai harga
yang dibayar atau yang dipertimbangkan untuk memperoleh suatu aktiva. Harga
pokok adalah jumlah semua pengeluaran pengeluaran langsung atau tidak langsung
yang berhubungan dengan perolehan, penyiapan dan penempatan persediaan
tersebutagar dapat dijual.
POTONGAN PEMBELIAN
Ketentuan cara pembayaran,
apabila dibayar dalam jangka waktu tertentu akan diberi potongan. Potongan
seperti ini disebut potongan tunai yang dalam akuntansi dicatat dalam rekekning
potongan pembelian.
Ada beberapa cara yang dapat
digunakan untuk mencatat potongan pemblian sebagai pengurangan terhadap harga
pokok :
- Pembelian dicatat dengan harga bruto
- Pembelian dicatat dengan harga netto
Dalam metode b, utang dapat
dicatat neto atau bruto
Contoh ; tanggal 1 desember 1991
dibeli barang dagangan dengan harga faktur Rp 500.000 syarat pembayaran 2/10
n/30. pembayaran utang dilakukan pada tanggal 10 desember 1991 sehingga
diperoleh potongan pembelian 2 %. Jurnalnya
- Pembelian dicatat dengan harga bruto
Tanggal 1 desember 1991
Pembelian (persediaan barang) 500.000
utang
500.000
Tanggal 10 desember 1991
Utang 500.000
potonganpembelian 10.000
kas 490.000
Apabila pembayaran utang sesudh
tanggal 10 desember 1991, berarti tidak dapat potongan, jurnalnya
Utang 500.000
kas 500.000
b. Pembelian dicatat dengan harga
neto
Dalam cara ini ada dua cara
mencatat utang yaitu dengan jumlah neto atau dengan jumlah bruto
Metode Penetapan Harga Perolehan Persediaan
Metode
persediaan fisik
Metode
First In First Out (FIFO)
Metode
Last In First Out (LIFO)
Metode
Rata-Rata
Metode
Persediaan perpetual
Metode
First In First Out (FIFO)
Metode
Last In First Out (LIFO)
Metode
Rata-Rata
METODE
PENENTUAN HARGA POKOK PERSEDIAAN
Contoh
: barang A sebagai berikut ;
1991
Feb
1 persediaan 200 kg @ Rp 100. = Rp 20.000
9
pembelian 300 kg @ Rp 110 = Rp 33.000
10 penjualan 400
kg
15 pembelian 400 kg @ Rp 116 = Rp 46.400
18 penjualan
300 kg
24 pembelian 100 kg @ Rp 126 = Rp 12.600
--------- ------------ ---------
1.000 kg Rp 112.000 700 kg
Dari kartu barang
A dapat dilihat bahwa jumlah persediaan barang tanggal 28 februari 1991 sebesar
300 kg dengan harga pokok Rp 35.800. jumlahnya sama dengan metode fisik.
Apabila terjadi
pengembalian barang baik pembelian atau penjualan
Contoh . Dari
contoh barang A, dari penjualan tanggal 10 februari 1991 dikembalikan sebanyak
50 kg pada tanggal 12 februari. Barang yang dikembalikan akan dicatat dengan
harga perolehan Rp 100 per kg. Pembelian barang tanggal 15 februari
dikembalikan 100 kg pada tanggal 17 februari, maka harga pokok yang
diperhitungkan adalah 50 kg @ Rp 100 dan 50 kg @ Rp 110
Dengan tambahan
data ini kartu barang A akan nampak :
Akibat penggunaan harga pokok atas dasar MPKP akan terasapada waktu ada
barang-barang yang dikembalikan pada penjual seperti contoh tanggal 17
februari. Jumlah barang yang dikembalikan sebanyak 100 kg dibeli dengan harga
Rp 116 per kg. Pengembalian ini mengakibatkan utang berkurang sebesar Rp 11.600
tetapi berkurangnya persediaan hanya sebesar Rp 10.500 selisih yang timbul akan
dicatat dalam rekening selisih persediaan dengan jurnal sebagai berikut :
Utang 11.600
persediaan
barang 10.500
selisih
persediaan 1.100
Rata-rata Tertimbang (Weighted Average)
Metode fisik
Misalnya barang-barang yang ada dalam gudang tanggal 28 februari 1991
dihitung berjumlah 300 kg. Persediaan akhir dihitung sbb:
Februari 1 persediaan 200 kg @ Rp 100 = Rp 20.000
9 pembelian
300 kg @ Rp 110 = Rp 33.000
15 pembelian 400 kg @ Rp 116 = Rp 46.400
24 pembelian 100 kg @ Rp 126 = Rp 12.600
-------
--------------
1.000 kg Rp
112.000
Harga pokok rata-rata tertimbang
112.000
----------- = Rp 112 per kg
1.000
Persediaan barang tanggal 28 februari
300 kg @ Rp 112 = Rp 33.600
Harga pokok penjualan :
112.000 – 33.600 = Rp 78.400
Pengembalian barang
Misalnya pada tanggal 12 februari diterima kembali barang-barang yang
dijual pada tanggal 10 februari sebanyak 50 kg dan tanggal 16 februari sebanyak
75 kg. Pada tanggal 25 februari dikembalikan barang-barang yang dibeli pada
tanggal 24 februari sebanyak 25 kg
Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP/LIFO)
Metode fisik
Misalnya pad tanggal 28 februari 1991 diadakan perhitungan fisik terhadap
barang-barang dala gudang yang hasilnya menunjukkan jumlah persediaan sebanyak
300 kg
Harga pokok persediaan barang sebanyak 300 kg dihitung :
Persediaan 1 februari 200 kg @ Rp 100 = Rp 20.000
Pembelian 9 februari 100 kg @ Rp 110
= Rp 11.000
-------- --------------
Jumlah 300
kg Rp 31.000
Harga pokok penjualan
112.000 – 31.000 = Rp 81.000
Persediaan akhir dapat dilihat pada bari
terakhir
100 kg @ Rp 100 = Rp 10.000
100 kg @ Rp 116 = Rp 11.600
100 kg @ Rp 126 = Rp 12.600
---------
---------------
300 kg Rp 34.200
Harga pokok penjualan dapat dilihat dalam rekening harga pokok penjualan :
33.000 + 10.000 + 34.800 = Rp 77.800
bermanfaat sekali gan, nice info..
ReplyDeletethanks gan
Deletekeren
ReplyDeletethanks
DeletePusing ane blajar ekonomi gan :)
ReplyDeleteanak ipa ya gan
DeleteAne gak tau itu apa, yg penting komen .. hehe ..
ReplyDeletecoa dipelajari gan siapa tau berguna
Delete