Saturday, 12 November 2016

Harga Perolehan Persediaan (Cost)

Pengertian Harga Perolehan Persediaan (Cost)
Yaitu meliputi semua pengeluaran yang diperlukan utk mendapatkan barang & menempatkannya dalam kondisi siap jual.
HARGA POKOK PERSEDIAAN
Dasar utama yang digunakan dalam akuntansi persediaan adalah harga pokok (cost) yang dirumuskan sebagai harga yang dibayar atau yang dipertimbangkan untuk memperoleh suatu aktiva. Harga pokok adalah jumlah semua pengeluaran pengeluaran langsung atau tidak langsung yang berhubungan dengan perolehan, penyiapan dan penempatan persediaan tersebutagar dapat dijual.
POTONGAN PEMBELIAN
Ketentuan cara pembayaran, apabila dibayar dalam jangka waktu tertentu akan diberi potongan. Potongan seperti ini disebut potongan tunai yang dalam akuntansi dicatat dalam rekekning potongan pembelian.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencatat potongan pemblian sebagai pengurangan terhadap harga pokok :
  1. Pembelian dicatat dengan harga bruto
  2. Pembelian dicatat dengan harga netto
Dalam metode b, utang dapat dicatat neto atau bruto
Contoh ; tanggal 1 desember 1991 dibeli barang dagangan dengan harga faktur Rp 500.000 syarat pembayaran 2/10 n/30. pembayaran utang dilakukan pada tanggal 10 desember 1991 sehingga diperoleh potongan pembelian 2 %. Jurnalnya
  1. Pembelian dicatat dengan harga bruto
Tanggal 1 desember 1991
Pembelian (persediaan barang)                500.000
                utang                                                                                    500.000
Tanggal 10 desember 1991
Utang                                                    500.000
                potonganpembelian                                       10.000
                kas                                                                         490.000
Apabila pembayaran utang sesudh tanggal 10 desember 1991, berarti tidak dapat potongan, jurnalnya
Utang                                                    500.000
                kas                                                                         500.000
b. Pembelian dicatat dengan harga neto
Dalam cara ini ada dua cara mencatat utang yaitu dengan jumlah neto atau dengan jumlah bruto

Metode Penetapan Harga Perolehan Persediaan
  Metode persediaan fisik
  Metode First In First Out (FIFO)
  Metode Last In First Out (LIFO)
  Metode Rata-Rata
  Metode Persediaan perpetual
  Metode First In First Out (FIFO)
  Metode Last In First Out (LIFO)
  Metode Rata-Rata
  METODE PENENTUAN HARGA POKOK PERSEDIAAN
  Contoh : barang A sebagai berikut ;
  1991
  Feb 1  persediaan  200 kg @ Rp 100. = Rp 20.000
         9  pembelian   300 kg @ Rp 110  = Rp 33.000
        10 penjualan                                                         400 kg
        15 pembelian   400 kg @ Rp 116 = Rp 46.400
        18 penjualan                                                         300 kg
        24 pembelian   100 kg @ Rp 126 =  Rp 12.600
                                 ---------                        ------------   ---------
                                 1.000 kg                   Rp 112.000  700 kg

Dari kartu barang A dapat dilihat bahwa jumlah persediaan barang tanggal 28 februari 1991 sebesar 300 kg dengan harga pokok Rp 35.800. jumlahnya sama dengan metode fisik.
Apabila terjadi pengembalian barang baik pembelian atau penjualan
Contoh . Dari contoh barang A, dari penjualan tanggal 10 februari 1991 dikembalikan sebanyak 50 kg pada tanggal 12 februari. Barang yang dikembalikan akan dicatat dengan harga perolehan Rp 100 per kg. Pembelian barang tanggal 15 februari dikembalikan 100 kg pada tanggal 17 februari, maka harga pokok yang diperhitungkan adalah 50 kg @ Rp 100 dan 50 kg @ Rp 110
Dengan tambahan data ini kartu barang A akan nampak :

Akibat penggunaan harga pokok atas dasar MPKP akan terasapada waktu ada barang-barang yang dikembalikan pada penjual seperti contoh tanggal 17 februari. Jumlah barang yang dikembalikan sebanyak 100 kg dibeli dengan harga Rp 116 per kg. Pengembalian ini mengakibatkan utang berkurang sebesar Rp 11.600 tetapi berkurangnya persediaan hanya sebesar Rp 10.500 selisih yang timbul akan dicatat dalam rekening selisih persediaan dengan jurnal sebagai berikut :
Utang                                                                    11.600
                                    persediaan barang                        10.500
                                    selisih persediaan                           1.100
Rata-rata Tertimbang (Weighted Average)
Metode fisik
Misalnya barang-barang yang ada dalam gudang tanggal 28 februari 1991 dihitung berjumlah 300 kg. Persediaan akhir dihitung sbb:
Februari 1  persediaan  200 kg @ Rp 100 = Rp 20.000
               9  pembelian  300 kg @ Rp 110 =  Rp 33.000
              15 pembelian  400 kg @ Rp 116 =  Rp 46.400
              24 pembelian  100 kg @ Rp 126 =  Rp 12.600
                                       -------                       --------------
                                     1.000 kg                     Rp 112.000
Harga pokok rata-rata tertimbang
112.000
----------- = Rp 112 per kg
   1.000
Persediaan barang tanggal 28 februari
300 kg @ Rp 112 = Rp 33.600
Harga pokok penjualan :
112.000 – 33.600 = Rp 78.400


Pengembalian barang
Misalnya pada tanggal 12 februari diterima kembali barang-barang yang dijual pada tanggal 10 februari sebanyak 50 kg dan tanggal 16 februari sebanyak 75 kg. Pada tanggal 25 februari dikembalikan barang-barang yang dibeli pada tanggal 24 februari sebanyak 25 kg

Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP/LIFO)
Metode fisik
Misalnya pad tanggal 28 februari 1991 diadakan perhitungan fisik terhadap barang-barang dala gudang yang hasilnya menunjukkan jumlah persediaan sebanyak 300 kg
Harga pokok persediaan barang sebanyak 300 kg dihitung :
Persediaan 1 februari 200 kg @ Rp 100 = Rp 20.000
Pembelian 9 februari  100 kg @ Rp 110 = Rp 11.000
                                    --------                       --------------
Jumlah                        300 kg                      Rp 31.000
Harga pokok penjualan
112.000 – 31.000 = Rp 81.000

                     Persediaan akhir dapat dilihat pada bari terakhir
100 kg @ Rp 100 = Rp 10.000
100 kg @ Rp 116 = Rp 11.600
100 kg @ Rp 126 = Rp 12.600
---------                     ---------------
300 kg                      Rp 34.200
Harga pokok penjualan dapat dilihat dalam rekening harga pokok penjualan : 33.000 + 10.000 + 34.800 = Rp 77.800


8 comments:
Write comments

Recommended Posts × +